Yuk, kita nostalgia lagi dengan buku-buku karya Enid Blyton. Kali ini aku mau membahas buku seri Sapta Siaga yang pertama yaitu Serikat Sapta Siaga.
Buat yang belum tahu, Sapta Siaga adalah sebuah perkumpulan yang terdiri dari tujuh anak bernama Peter, Janet, George, Pam, Colin, Jack, dan Barbara. Selain itu ada anjing milik Peter dan Janet yang bernama Skippy.
Awalnya Sapta Siaga didirikan oleh Peter dan adiknya, Janet. Mereka beranggapan pasti asyik bila membentuk suatu kelompok rahasia. Para anggotanya harus hafal kata sandi yang dirahasiakan dan memakai sebuah lencana berupa kancing dengan tulisan SS di baju mereka. Lencana SS merupakan singkatan dari nama perkumpulan mereka, Sapta Siaga.
Setelah liburan Natal yang sibuk, Sapta Siaga kembali mengadakan rapat rahasia. Mereka berkumpul di sebuah gudang yang disebut sebagai “Rumah Penggilingan Tua”. Gudang tersebut milik keluarga Peter dan berada di lingkungan rumah Peter.
Saat rapat mereka menentukan kata sandi baru untuk digunakan kemudian. Setelah itu mereka membicarakan tentang kegiatan Sapta Siaga yang akan mereka lakukan.
Setelah melakukan rapat, mereka pergi ke sebuah lapangan untuk bermain-main. Sapta Siaga membuat beberapa boneka salju.
Tapi ketika sampai di rumah, Jack baru sadar kalau ia kehilangan lencananya. Waktu akan kembali ke lapangan untuk mencari lencananya, ia kena marah Bu Ely. Bu Ely adalah pengasuh Susie, adik perempuan Jack. Ia tidak diperbolehkan keluar rumah lagi, maka Jack terpaksa pergi menyelinap malam harinya.
Untungnya lencana itu cepat ditemukan. Namun saat akan pulang, lampu senternya mati. Dalam waktu bersamaan ada sebuah mobil gandeng berhenti di depan sebuah rumah tua kosong. Sebenarnya ada penjaga rumah di rumah tua tersebut, yaitu seorang bapak tua yang galak dan tuli tinggal di situ. Tapi tentunya si penjaga tak mendengar kalau ada mobil datang.
Jack terpaksa bersembunyi di balik pagar dan mendengarkan perbincangan dua orang yang saling menyapa Nibs dan Mac itu. Lalu Jack memutuskan untuk segera pergi dengan mengendap-endap. Tapi kemudian ia lari tunggang langgang karena tiba-tiba mendengar sesuatu yang mengerikan saat kedua orang itu membuka gandengan mobil.
Jack mendengar bunyi dengusan marah yang disusul pekik melengking tinggi. Sesudah itu keributan pergumulan, diselingi nafas terengah-engah berasal dari kedua orang yang dilihatnya tadi. Jack tidak bisa menebak, bunyi apakah itu?
Sesampainya di rumah, Jack kembali bersemangat. Ia berpikir inilah misteri yang harus dipecahkan Sapta Siaga!
Jack segera menulis surat dan pergi ke gudang pertemuan Sapta Siaga. Ia menyelipkan surat yang berisi permintaan untuk segera diadakan rapat.
Keesokan paginya Janet yang menemukan surat itu dan menyerahkannya pada Peter. Akhirnya mereka mengundang anggota Sapta Siaga lainnya untuk rapat pada hari itu.
Jack pun menceritakan kejadian yang ia alami semalam. Mereka dengan semangat mendiskusikannya. Kemudian Sapta Siaga sudah membagi tugas apa yang harus mereka lakukan untuk menyelidiki misteri ini.
Siang harinya, mereka berkumpul lagi dan melaporkan hasil pengamatan serta penyelidikan semua anggota Sapta Siaga.
Ada kemungkinan dua orang asing itu akan kembali lagi, maka keempat anak laki-laki memutuskan untuk mengintai rumah kosong malam nanti. Tentu saja mereka harus menyamar sebagai manusia salju dan mengajak anjing Peter yang bernama Skippy untuk berjaga-jaga. Kejadian semakin seru, apalagi setelah itu mereka mendengar suara pekikan dari dalam rumah tua.
Peter dan Jack pun pergi menyelinap ke dalam rumah sementara Colin dan George berjaga di luar.
Sapta Siaga berhasil membongkar misteri yang berada di dalam rumah kosong tersebut. Ternyata ada orang jahat yang menculik seekor kuda bernama Kilat Biru. Sapta Siaga memindahkan Kilat Biru ke kandang kuda peternakan milik Peter dan melaporkan peristiwa pencurian kuda ke polisi.
Seri buku petualangan Sapta Siaga ini ada 15 buku dan tak kalah seru dengan buku petualangan Lima Sekawan.
Oya buku Serikat Sapta Siaga punyaku ini adalah cetakan lama tahun 1981. Kalau sekarang ada cetakan baru yang covernya lebih fresh dan kekinian.
Teman-teman masih bisa membeli buku seri Sapta Siapa ini di Gramedia, Togamas atau toko buku online.
aku mengenal mbak Eni itu karena suka buku karya Enid Blyton, semoga tidak salah ya,hehhehe. Baca review sapta siaga, jadi mengenang masa-masa menulis surat. Rasa-rasanya jika kembali ke masa kirim surat, akan semakin berwarna kehidupan ini. Untuk ajak rapat saja, kirim surat. Hemmm.
BalasHapusYa ampun mak, aku penggemar Enid Blyton juga lho, dari 5 sekawan, sapta ya siaga, pasukan mau tahu sampe kisah-kisah anak asrama di sekolah elit kaya Malory Towers, si kembar, St Claire. Seru ya bacanya kaya masuk jd anggotanya deh 😁
BalasHapusWaduh berasa nostalgia nih mengenang bacaan waktu jaman sekolah putih biru dulu...
BalasHapusAh ternyata sekarang buku ini masih adamaahan dalam edisi terbaru ya? Siap seexh online nih kalau saya secara di Cianjur Selatan ga ada Gramedia hehe
Novel Sapta Siaga saya tinggal 1. Sisanya entah di mana. Jadi kangen baca Sapta Siaga lagi. Sekalian ngumpulin lagi novelnya
BalasHapusYuni Bint Saniro: aku tuh suka baca buku karya Enid Blyton pas masih jaman SMP. Tapi, aku bacanya cuma Pasukan Lima Sekawan sih. sapta Siaga belum ada di perpus sekolah waktu itu
BalasHapusSaya pernah baca yang seri Lima Sekawan mbak, tapi dulu itu seru yaa.
BalasHapusBuku-buku petualangan ini yang membuat saya sewaktu kecil, si penakut dan suka nangis ini harus berani memakai logika ketika ketakutan mulai menyerang dan berusaha menyusun strategi ketika ada anak nakal yang berulah.
Kangen masa-masa ituu.
Wah ada lagi karya Enid Blyton, yang sepertinya ini belum pernah daku baca.
BalasHapusJalan ceritanya oke juga, dan unik bikin kita yang baca jadi ikutan ala² detektif hehe
Kereeeen, masih punya Serikat Sapta Siaga cetakan lama tahun 1981...bayangin aroma buku tua dan cerita nostalgia masa remaja ah...bikin semangat muda membuncah lagi ya..
BalasHapusSaya belum pernah membaca serial Sapta Siaga, kalau Lima Sekawan ada beberapa yang saya baca.
BalasHapusMenarik juga ya kisahnya, jadi kayak perkumpulan detektif cilik
Dulu sering baca bukunya Enid Blyton, tapi suka bingung dengan buku lainnya
BalasHapusIni yang suka ngumpul di rumah pohon itu bukan?
Trus ngumpulin makanan dari rumah masing2,
makanan yang bikin ngiler pembacanya :D
Versi terbarunya jadi penasaran. Kebetulan nanti2 mau ke gramed, cobalah, saya cek apakah ada Sapta Siaga. Noted !
BalasHapusSangat menarik nih ... perkumpulan lima lima sekawan detektif cilik, yang dibalut oleh karya Enid Blyton
BalasHapusLawas banget serial Sapta siaga. Mpo belum lahir eh buku ini sudah nongol . Biar lawas tapi banyak hikmah yang dikandung dalam buku ini.
BalasHapusInget banget saat Sapta Siaga populer di 1980-an saya sudah di jenjang SMP. Genrenya serupa dengan Lima Sekawan ya. Petualangannya sangat menarik dan bikin betah untuk setia membaca hingga halaman terakhir. Sayangnya produksinya gak long-lasting. Berhenti dan tidak diproduksi lagi. Padahal masih banyak peminatnya kalau mau reborn.
BalasHapusMsya Allah nbak ini penulis kesukaan aku sejak kecil, buku-bukunya juga masih aku simpan nih kara Enid Blyton.
BalasHapusJadi dulu pas ekolah aku suka bikin sandi-sandi gara-gara baca buku Sapta Siaga juga
Wah, novel jadul yang masih menarik untuk dibaca ya mbak. Seru ya cerita petualangan seperti ini
BalasHapusSerasa diajak bernostalgia masa sekolah lanjutan, Mbak. Bentar lagi sudah masuk buku koleksi kuno ya, setelah usianya 50 tahun.
BalasHapusMbak Enny keren banget masih punya banyaak sekali buku lawas begini