Foto Bakpiakukustugujogja
Indonesia mempunyai banyak sekali kebudayaan serta adat istiadat, termasuk makanan khas dari berbagai daerah.
Kalau teman-teman suka nyemil jajajanan tradisional, pasti tahu dong aneka macam jajanan tradisional Nusantara. Ada lemper, klepon, kue bika ambon, kue serabi, lumpia, risoles, kue putu ayu, cenil, dan masih banyak lagi.
Salah satu jajanan yang aku suka adalah cenil, jajanan pasar yang warna warni, bertekstur kenyal, ada taburan parutan kelapa serta ada rasa manisnya dari siraman saos yang terbuat dari gula aren.
Buat yang belum tahu, kue cenil adalah salah satu jajanan pasar khas Jawa yang terbuat dari tepung ketela pohon, kemudian dibentuk bulat-bulat kecil atau lonjong yang diberi pewarna makanan berwarna merah, kuning, dan hijau.
Biasanya kalau kita membeli kue cenil di pasar, jajanan ini disajikan dengan jajanan lain seperti gethuk, lupis,, gatot, klepon dan juga ketan hitam lalu ditaburi parutan kelapa serta saus dari air gula.
Asal-usul Cenil
Cenil awalnya berasal dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Namun cenil juga merupakan jajanan tradisional khas Jawa yang populer di Jawa Tengah, Jawa Timur serta Daerah Istimewa Yogyakarta.
Cenil terbuat dari tepung kanji atau pati ketela pohon yang dibentuk bulat-bulat kecil, memanjang atau lonjong. Cenil kemudian ditaburi parutan kelapa, lalu disiram gula aren cair atau gula merah cair. Rasana kenyal, enak, manis dan gurih.
Kue cenil merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Cenil bukan hanya sekadar jajanan, tapi juga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu.
Menurut seorang sejarahwan bernama Heri Priyatmoko dan merujuk dari buku Serat Centini, cenil sudah ada sejak tahun 1814 atau sejak era Mataram kuno abad ke-8.
Tak banyak yang tahu dari daerah mana asal-usul kue cenil, karena makanan ini mudah ditemui di seluruh sudut Pulau Jawa,
Ternyata kue cenil berasal dari daerah Pacitan. Di daerah ini cenil disajikan dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu disiram dengan kuah gula aren. Pada awalnya cenil dibuat sebagai pengganti beras bagi masyarakat Jawa, karena pada saat itu Indonesia sedang dilanda paceklik yang membuat masyarakat kesulitan mendapatkan beras.
Zaman dahulu cenil tak menjadi jajanan seperti sekarang ini, melainkan jadi makanan pokok karena masyarakat sulit mendapatkan beras. Menurut Heri Priyatmko, cenil sering dikaitkan dengan makanan masyarakat menengah ke bawah. Padahal kue cenil jadi salah satu bentuk ketahanan pangan serta menambah kekayaan bahan makanan di Nusantara.
Penamaan cenil sendiri merujuk dari kata centil atau genit karena wujudnya warna-warni sehingga bisa menarik perhatian banyak orang.
Namun cenil disebut juga sebagai cethil di beberapa daerah di Jawa Tengah.
Cenil khas Jawa Tengah ini biasanya disajikan dalam daun pisang yang dipincuk. Baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, pincuk merujuk pada makna pinten-pinten cukup. Pinten-pinten cukup adalah bahasa Jawa yang kalau diartikan mempunyai makna berapa pun cukup.
FILOSOFI CENIL
Foto Liputan6
Sebagian besar makanan khas Jawa mempunyai filosofi di balik pembuatannya, termasuk kue cenil ini.
Di balik rasanya yang manis serta sejarahnya yang panjang, kue cenil juga mempunyai filosofi yang mendalam.
Kue cenil memiliki tekstur kenyal dan lengket yang melambangkan bahwa masyakarat Indonesia memiliki persaudaraan yang erat selengket kue cenil.
Selain itu kue cenil juga memiliki filosofi sebagai makanan pokok bagi masyarakat di masa lalu. Cenil terbuat dari bahan-bahan sederhana yang umumnya tersedia di Indonesia, seperti tepung ketan, air, kelapa parut, gula merah, dan garam.
D tengah situasi paceklik waktu itu, masyakarat masih saling membantu untuk sama-sama keluar dari krisis pangan. Yaitu dengan menciptakan inovasi pangan dari sumber karbohidrat lain yang bisa menjadi makanan pokok pengganti beras.
Saat ini cenil tak hanya bisa ditemukan di pasar tradisional saja, tapi juga toko kue, toko oleh-oleh bahkan restoran serta cafe.
Bahkan cenil kini menjadi salah satu makanan khas yang dicari oleh para wisatawan yang datang ke Yogyakarta, Jawa Tengah atau pun Jawa Timur.
Sumber: wikipedia, beritajogja, fimela
Dulu aku makan ini pas masih kecil, Krn babysitterku orang Pacitan mbak. JD dia suka bikin sendiri cemilan di rumah, trus dikasih juga ke aku buat nyobain.
BalasHapusAps coba, langsung suka. Tp memang beberapa kuliner Pacitan yg dibuat babysitterku itu enak2. Makanya lidahku JD terbiasa Ama beberapa masakan Pacitan.