Bahaya Membakar Sampah bagi Kesehatan Tubuh dan Kelestarian Lingkungan

Credit: Riaupagi

Tahukah teman-teman kalau sampah saat ini masih menjadi masalah besar di Indonesia? Sampah juga belum semuanya dikelola dengan baik dan benar sehingga kerap kali menumpuk di suatu tempat. Untuk mengatasi hal tersebut, sebagian orang memilih untuk membakar sampah. Tapi sebenarnya ini bukan solusi yang tepat karena kebiasaan membakar sampah ternyata bisa memberikan kerugian besar bagi kesehatan tubuh dan kelestarian lingkungan.

Orang yang sering menghirup asap pembakaran sampah juga bisa mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, nafas yang menjadi semakin pendek, keringat berlebihan, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, hingga otot yang gemetaran.
Pembakaran sampah juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya seperti asma dan paru-paru.

Dikutip dari website Dokter Sehat, bila seseorang memiliki asma sebaiknya jangan menghirup asap pembakaran sampah karena bisa membuat penyakit ini menjadi semakin parah. 
Jika tinggal dekat dengan pembuangan sampah yang sering dibakar, maka risiko untuk terkena kanker paru-paru bisa meningkat dengan signifikan.

Selain soal kesehatan, membakar sampah di lingkungan rumah juga berbahaya bagi keselamatan. Bukan tidak mungkin yang tadinya hanya niat membakar sampah, api bisa membesar dan menyebabkan kebakaran.

Berikut adalah bahaya yang ditimbulkan bila kita sering membakar sampah;

1. Pencemaran Lingkungan 
Salah satu dampak dari membakar sampah adalah pencemaran udara. Selama proses pembakaran, asap dan partikel-partikel kecil dilepaskan ke atmosfer. Asap ini mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk karbon monoksida, senyawa organik volatil, dan logam berat. Paparan terhadap asap ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk, sesak napas, dan iritasi pada mata dan tenggorokan.

Bukan hanya udara yang tercemar, tetapi juga lingkungan sekitar tempat pembakaran sampah. Asap dan partikel berbahaya dapat jatuh ke tanah dan mencemari tanah serta sumber air. Ini dapat merusak ekosistem lokal, mengancam keberlangsungan hidup hewan dan tumbuhan, serta mengganggu rantai makanan. 
Di samping itu pembakaran sampah dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas ini berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Dengan kata lain secara tidak langsung kita berperan dalam mengintensifkan perubahan iklim global yang semakin merusak bumi.
Duh, bahaya banget kan.

2. Dapat Menyebabkan Kebakaran 
Membakar sampah juga membawa risiko kebakaran yang tidak terkontrol. Api dapat dengan cepat menyebar, mengancam rumah-rumah serta keselamatan masyarakat sekitar. 

3. Dapat menyebabkan gangguan pernapasan
Bahaya membakar sampah yang paling umum terjadi adalah munculnya gangguan pernapasan. Asap hasil pembakaran sampah dapat mencemari udara sekitar. Jika sering menghirupnya, zat-zat dalam asap pun otomatis juga ikut terhirup. Biasanya hal ini menimbulkan batuk, sesak napas, dan hidung terasa perih.

Dalam jangka panjang, menghirup asap terus menerus berpotensi menyebabkan masalah pernapasan yang lebih parah. Contohnya seperti infeksi paru-paru, pneumonia, bronkitis, dan alergi. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki penyakit pernapasan sebelumnya.

Ketua Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kurniawan Taufiq Kadafi, mengatakan bahwa bahaya paparan asap pembakaran sampah yang terjadi terus-menerus salah satunya adalah masalah penyakit ISPA yang kian sulit untuk diobati.

4. Menyebabkan Iritasi pada Mulut, Hidung dan Tenggorokan 
Bahaya membakar sampah selanjutnya yang juga sering terjadi adalah iritasi. Asap yang pekat dengan partikel-partikel kecil di dalamnya, jika terkena mata dapat menyebabkan mata perih, merah, dan berair. 

Sementara itu, bila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada mulut, hidung, dan tenggorokan. Nah, hal tersebut bisa menyebabkan batuk-batuk, kesulitan bernapas, dan sensasi seperti tercekik di tenggorokan. Bahkan, terkadang hal ini juga disertai dengan sakit kepala dan mual.

5. Kanker
Meskipun kemungkinannya kecil, tetapi bahaya membakar sampah dalam jangka panjang bisa saja memicu berkembangnya jenis kanker tertentu. Bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat banyak zat karsinogen dalam asap hasil pembakaran sampah. 
Contohnya dioksin, BAP, PAH, merkuri, arsenik, dan lain-lain. Bagi kelompok individu yang lebih sensitif seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia, sebisa mungkin hindari terpapar zat-zat tersebut.

6. Menyebabkan Kerusakan Kulit 
Sebagai bagian tubuh yang terekspos langsung oleh asap, kulit juga tidak luput terkena bahaya membakar sampah. Dalam jangka pendek, paparan dioksin, furan, dan zat berbahaya lainnya dapat menyebabkan lesi kulit.
Ini adalah kondisi pertumbuhan jaringan abnormal pada permukaan kulit. Contoh lesi kulit akibat paparan asap, yaitu chloracne dan warna kulit menggelap secara tidak merata.

Fyi, Membakar sampah organik seperti kayu, daun kering, dan sisa makanan, akan menghasilkan uap yang mengandung gas beracun. Contohnya, karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, dan gas rumah kaca lainnya. 
Selain itu terdapat juga partikel kecil dalam asap yang jika terhirup akan sangat mempengaruhi kesehatan manusia, terutama pada sistem pernapasan.

Sementara itu, membakar sampah anorganik seperti plastik, bisa lebih berbahaya lagi. Plastik pada dasarnya sudah mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya. Nah, jika dibakar maka akan banyak bahan kimia beracun yang dilepaskan dari sampah plastik.

Setelah tahu fakta ini masih membakar sampah lagi? Duh, kebangetan deh..
Credit: FB Pemprov Jatim
Sebenarnya pelarangan pembakaran sampah telah tertuang dalam Pasal 29 ayat 1 Undang-undang No.18 Tahun 2008 yang berbunyi setiap orang dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
Trus, gimana caranya menyingkirkan sampah tanpa harus dibakar?
Dikutip dari laman Department of Health of New York, berikut cara yang bisa kita lakukan dalam menyingkirkan sampah tanpa dibakar.

Credit: desasangeh

1. Reduce
Reduce adalah salah satu cara untuk memaksimalkan penggunaan barang agar tidak mudah menjadi sampah. 
Contoh dari reduce adalah memilih produk yang awet dan tahan lama, menghindari barang sekali pakai, menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill), dan mengurangi penggunaan kantong plastik.

Dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, kita membantu mencegah polusi dan melindungi lingkungan. Kita juga membatasi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, melestarikan sumber daya alam, dan menghemat uang.

2. Reuse
Reuse merupakan program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti bahan-bahan plastik, kertas bekas untuk souvenir, ban bekas untuk kursi tanam, botol-botol minuman yang telah kosong dan diisi kembali. Konsep ini mengajak semua orang untuk menggunakan lagi produk yang sebelumnya sudah terpakai.

3. Recycle 
Recycle atau mendaur ulang adalah mengolah kembali sampah menjadi suatu barang baru yang bermanfaat. Misalnya mengubah botol atau kaleng bekas menjadi pot tanaman.

4. Membuat kompos
Salah satu bahan yang sangat potensial untuk diolah menjadi kompos adalah sampah organik rumah tangga.
Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memiliki manfaat ganda, yaitu mengatasi masalah sampah rumah tangga, sekaligus mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu.

5. Buang sampah dengan benar
Pastikan sampah rumah tangga diangkut oleh layanan khusus yang mengumpulkan dan mengantarkannya ke tempat pembuangan sampah setempat.
Biasanya di lingkungan RT atau RW ada petugas khusus untuk mengambil sampah di tiap rumah di lingkungan tersebut.

Dengan tidak membakar sampah kita tak hanya menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat sekitar tapi juga turut melestarikan lingkungan serta menyelamatkan bumi.


(Sumber: detikHealth, hallosehat, doktersehat, CNN)

14 komentar:

  1. Saya juga kesal kalau ada orang membakar sampah, Mbak. Apalagi tetangga. saat disampaikan akibatnya, bilangnya kan, bakar sampah di pekarangan sendiri. Padahal bukan dia saja yang kena dampaknya, orang lain juga. padahal sampah bisa diolah dengan baik.

    BalasHapus
  2. Tau nggak sih, salah satu alasan saya pengennya tinggal di tengah kota, alasannya di tengah kota jarang eh bahkan keknya ga ada ya yang berani bakar sampah, hahaha.
    Ampun deh kalau di pinggiran kota, mau nangis rasanya dengan asap pembakaran sampah.
    Mau dilarang kok, lama-lama malah bikin pertengkaran, hiks.
    Padahal, selain merusak kesehatan, juga merusak mental karena mamak kudu nyuci bolak balik, jemuran bau asap dong, hiks

    BalasHapus
  3. Yang jelas membakar sampah itu udaranya jadi gak enak. Baunya menyebar bikin gak nyaman bernapas. Apalagi untuk dampaknya kan.. maka sebisa mungkin jangan bakar sampah sih

    BalasHapus
  4. Masih banyak saya temui masyarakat menggambil jalan pintas dalam pengelolaan limbah/sampah dengan cara membakar. Tentu ini sangat disesalkan karena ternyata dampaknya banyak banget.

    BalasHapus
  5. Kadang suka sebel sama tetangga yang suka bakar sampah seenaknya. Seolah mereka merasa hanya mereka saja yagn tinggal di perumahan itu. Harusnya masalah sampah ini bisa diedukasi agar masyarakat bisa mengelola dengan baik

    BalasHapus
  6. Di lingkungan tempat tinggalku masih banyak warga yang membakar sampah (karena memang bukan di kota) dan ini mengganggu banget. Aku ada bayi kembar, dan mereka tiap pagi + sore habis mandi suka ngajak jalan-jalan keluar. Kalau ada yang bakar sampah dan pas waktunya mereka "ngelayap", udahlah, jadi rewel mereka.

    Semoga warga selain diedukasi juga difasilitasi untuk penanganan sampahnya. Di negara-negara maju kayaknya selalu ada kang sampah resmi yang menyisir seluruh pemukiman.

    BalasHapus
  7. Baru-baru ini bukan membakar sampah sih di Bandung. Tetapi TPA nya terbakar sendiri karena kemarau berkepanjangan. Mana berhari-hari pula. Kasihan penduduk di sekitar kawasan jadi terdampak. Sampah tuh merupakan masalah bersama sih...
    Pemerintah Bandung masih bingung nih solusinya gimana, apalagi TPA nya sekarang ditutup. Jadi harus buang sampah ke mana?

    BalasHapus
  8. Nah ini yang sedang jadi polemik PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang ternyata adalah pembakaran sampah berskala besar
    Karena itu pegiat lingkungan menyarankan gasifikasi dibanding membakar sampah

    BalasHapus
  9. Dulu juga aku sama orangtuaku suka banget bakarin sampah.
    Kepikirannya cuma, daripada numpuk kan ya.. Jadi lebih baik dibakar. Jadi segala dimasukin jadi satu. BIar kebakar sempurna, jangan lupa nambahin minyak tanah.

    HUhuhu..
    Sekarang tau salahnya dimana.

    Jadi gak pernah bakar sampah lagi dan memilih untuk pilah sampah serta melakukan 3R.

    BalasHapus
  10. Membakar sampah itu merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan
    Sedihnya bahkan di daerah perumahanku masih ada yang membakar sampah

    BalasHapus
  11. Benar banget mbak, saya tidak suka jika ada orang yang membakar sampah di jalanan, membuat sesak napas dan asapnya itu menganggu penglihatan juga. Semoga manusia semakin sadar bahwa membakaran sampah itu merusak lingkungan.

    BalasHapus
  12. Dulu zaman SD mba, aku sempet nonton film yg temanya ttg kebakaran rumah, dan tokoh di film itu meninggal bukan Krn terbakar, tapi Krn kebanyakan menghisap asapnya.

    Di situ aku penasaran mba, kok bisa menghirup asap aja sampe meninggal.

    Dan akhirnya ngerasain pas ada yg bakar sampah. Di situ aku baru tau trnyata sakit saat banyak asap terhirup 😔. Napas aja susah.

    Bersyukurnya, di lingkunganku ga terlalu banyak yg begini, bakar sampah di pinggir jalan. Malah kayaknya udh ga Nemu lagi. Semoga aja dh daerah lain semakin banyak org sadar bahayanya membakar sampah sembarangan ya

    BalasHapus
  13. Urusan membakar sampah ini memang berakibat buruk banget ya kak. Sayangnya nih banyak sekali orang tua di lingkungan sekitar yang masih melalukannya. Dinasehatin nggak mau nurut dong 😂

    BalasHapus
  14. paling gak suka kalau ada tetangga bakar sampah sembarangan. asapnya itu loh bikin sesek banget, gak nyaman untuk pernafasan. Semoga mulai banyak masyarakat yang teredukasi buat gak bakar sampah, mending diolah aja jadi kompos..

    BalasHapus

* Komentar yang mengandung unsur SARA, provokasi, judi & pornoaksi tidak akan ditampilkan.
Terimakasih sudah memberikan komentar yang baik :)