Awalnya aku gak tahu kalau hewan imut bermata besar ini asli Indonesia. Tapi sekitar tiga hari yang lalu saat aku melihat tayangan di telivisi tentang Tarsius yang mulai langka keberadaanya ternyata asli dari pulau Siau, Sulawesi.
Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah
binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai
monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya
terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina
sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling
dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaituTarsius tarsier
(Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil,
krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk
binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang
istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan
kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10
kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor
panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan
dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini
memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya
memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan
Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil
hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram.
Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang
sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya.
Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat bagi makhluk nokturnal
(melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan
tajam dalam kegelapan malam.
Tarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga
180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa
langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan
mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore
hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk
tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka
yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun
terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil
kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi
Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar,
Siau, Sangihe dan Peleng.
Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan
lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara
mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga
dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol).
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini
menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah
tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga
sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus
bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas
tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup
di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis
jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama
latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk
Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan
lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat
utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit yang ditangkap
masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang
dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol
cap tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini sangat sulit untuk
dikembangbiakan di luar habitatnya. Bahkan jika ditempatkan dalam
kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati karena stres.
kalo liat matanya kayak burung hantu ya, bun. gede gitu. aku belum pernah liat secara langsung, padahal udah dua kali ke kebun binatang hiks :(
BalasHapusaku pernah sekali lihat langsung hewan ini mbak..kalo gak salah pas ke taman safari prigen taon lalu..imuutt beneerr :))
Hapuslucu banget ya tarsius ini...
BalasHapusawalnya kirain itu fotonya lu yang lagi megang tarsius nya. hehehe
kalo saya ngeliatnya serem, tapi badannya kecil banget ya....
BalasHapusimut ya mbak ukurannya, taki aku kayanya agak takut megangnya
BalasHapusBelum kesampaian nih ngeliat tarsius dan iya Mak, suamiku pernah cerita kalau tarsius suka ditangkap untuk cemilan minum cap tikus, hiks padahal lucu begitu
BalasHapus