Taman Nasional Sebangau


Taman Nasional Sebangau merupakan salah satu Taman Nasional yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia. Posisinya di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan. Secara administratif terletak di Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau & Kota Palangka Raya di provinsi Kalimantan Tengah, dan merupakan salah satu hutan rawa gambut yang masih tersisa di Kalimantan. Hutan ini memiliki luas sekitar 568,700 hektar ini dan menjadi rumah bagi lebih dari 6000 orangutan. Dengan jumlah tersebut membuat tempat ini dianggap sebagai salah satu populasi orangutan terbesar di dunia liar.


Adapun kekayaan alam yang dimilikinya meliputi 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang tumbuh di areal rawa gambut TNS sangatlah spesifik dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya maupun hasil non-kayu seperti getah-getahan, rotan, obat-obatan dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis kayu komersil tinggi seperti Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti Jawa (Shorea pauciflora, Shorea tysmanniana, S.uluginosa), Jelutung (Dyera lowii), Nyatoh (Palaquium spp), Bintangur (Calophyllum spp), Kapur Naga (Calophyllum macrocarpum) dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis fauna yang spesifik diantaranya ada orangutan (Pongo pygmaeus), Bakantan (Nasalis larvatus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Owa (Hylobates agilitis), Burung Rangkong (hornbills), Macan Daun, Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan lain-lain.

September lalu terdengar kabar bahwa titik-titik api kebakaran mulai muncul dan menjalar cepat, menghanguskan lahan reforestasi di kawasan Taman Nasional (TN) Sebangau yang dikelola tim WWF. Berdasarkan pantauan terakhir, area yang terbakar mencapai luasan 100,5 hektare.

“Hancur rasanya melihat pepohonan yang sudah lebih tinggi dari badan saya habis terbakar. Bagaimana mencari uang untuk memodali perbaikannya?” demikian curhat Sendy dari WWF yang sudah sejak 2007 menggawangi seluruh proyek penanaman lahan kritis di kawasan yang menjadi rumah bagi orangutan, bekantan, beruang madu, owa-owa, burung Enggang, harimau dahan, dan lain-lain.


Kebakaran memang bukan hal baru di hutan berawa gambut itu. Dalam kurun waktu 2007 hingga 2014, tercatat dua kali musim kering panjang yang disertai kebakaran terjadi di beberapa bagian TN Sebangau (2011 dan 2014). Aktivitas manusia ditengarai menjadi penyebabnya, seperti puntung rokok yang dibuang sembarangan ketika menangkap ikan, membuat api unggun, serta kegiatan perburuan babi hutan yang menggunakan jebakan bom. Dengan struktur yang berongga-rongga, gambut sangat rentan terbakar di musim kering karena tidak memiliki air di lapisan atasnya. Kondisi diperparah oleh anomali cuaca seperti sekarang di mana kawasan TN Sebangau diliputi oleh suhu kering dan panas yang melebihi normal sehingga kebakaran mudah meluas.

Sejumlah langkah dilakukan Sendy dan tim WWF-Indonesia Program Kalimantan Tengah untuk menghentikan bencana. Ia menyiagakan 18 Community Fire Brigade di area-area yang diidentifikasi masuk dalam kategori “high-risk fires”. Dipimpin oleh Balai TN Sebangau dan aparat desa, mereka melakukan patroli secara rutin melewati jalur yang petanya disiapkan oleh WWF-Indonesia.

“Dalam satu kali patroli, diperlukan waktu 2-3 hari karena memang jelajahnya sangat luas. Community Fire Brigade ini dilengkapi dengan peralatan pemadaman, pengamanan, logistik, serta radio komunikasi, seluruhnya difasilitasi oleh WWF. Alat-alat tersebut dipinjamkan saja agar kita tidak harus membeli yang baru kalau di tahun-tahun mendatang terjadi musibah seperti ini,” tutur Sendy.



WWF-Indonesia juga membangun beberapa titik sumur bor untuk memadamkan api yang lokasinya jauh dari sungai. Akan tetapi, dengan keterbatasan kapasitas, WWF-Indonesia hanya mampu membangun 1 atau 2 titik sumur di sekitar area "high-risk fires." Idealnya, dalam satu area lokasi terdapat minimal 8 titik sumur bor agar terjamin stok air untuk pipa penyemprot dan keamanan manusianya pada saat pemadaman.

Guna membantu upaya pemadaman api di lahan reforestasi TN Sebangau yang dilakukan oleh tim WWF-Indonesia Program Kalimantan Tengah, Balai TN Sebangau, dan masyarakat, tim Teledonation WWF-Indonesia mengaktivasi program #SOSSebangau. Dalam program ini para supporter aktif WWF-Indonesia dan calon-calon donatur lainnya akan dihubungi via telepon untuk membiayai pembelian mesin pompa air portabel, alat pemadam manual, bak penampungan air, alat komunikasi bagi tim patroli, serta untuk membiayai pengadaan konsumsi bagi tim Community Fire Brigade selama berpatroli.

WWF-Indonesia membuka rekening bagi masyarakat yang ingin segera menyalurkan donasinya untuk program #SOSSebangau ini:

  • Bank Mandiri 124-00-0520-697-5, atas nama World Wide Fund
  • Bank Central Asia 217-3012870, atas nama YAY WWF INDONESIA
Jika ingin dihubungi tim Teledonation WWF-Indonesia dan mendapat informasi lebih lanjut mengenai program, Anda dapat mengirimkan surel berisi data pribadi, seperti nama lengkap, usia, nomor keanggotaan supporter WWF-Indonesia (jika ada), serta nomor telepon yang dapat dihubungi ke supporter-service@wwf.or.id (mohon menuliskan #SOSSebangau sebagai judul surel Anda).

Usaha penanaman kembali (reforestasi) sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi hutan rawa gambut Sebangau sebagai habitat tertinggi orangutan (6.000- 9.000 populasi), serta untuk mengembalikan fungsi lahan gambut sebagai stok karbon dan daerah tangkapan air bagi tiga wilayah administratif di sekitarnya. WWF-Indonesia menjalankan beragam program reforestasi di TN Sebangau yang pembiayaannya didukung oleh korporasi dan individu. Kenali lebih jauh program reforestasi WWF-Indonesia di tautan www.mybabytree.org.





2 komentar:

  1. luar biasa asri sekali ... kenapa terjadi seperti itu . mnngapa bisa terbakar

    BalasHapus
  2. Ini OOT sih Mba tapi pernah ke Kalteng dan sedih lihat luasnya kebun sawit dan banyaknya area kebakaran di sana.. Hiks..

    BalasHapus

* Komentar yang mengandung unsur SARA, provokasi, judi & pornoaksi tidak akan ditampilkan.
Terimakasih sudah memberikan komentar yang baik :)