Ziarah Wali Bersama Teman-Teman SMA, Merawat Tradisi yang Sarat Makna dan Keberkahan


Ziarah wali merupakan salah satu tradisi keagamaan yang mengakar kuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan keislaman di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Ziarah ini, yang secara harfiah berarti kunjungan, adalah perjalanan spiritual untuk mengunjungi makam para ulama, aulia (wali Allah), atau tokoh-tokoh penyebar agama Islam yang dikenal memiliki kesalehan tinggi, seperti Wali Songo di Pulau Jawa.
Bisa dikatakan juga ziarah wali adalah "ritual healing spiritual" terbaik. Kita pulang membawa ketenangan hati, ilmu, dan semangat baru untuk meneladani kesalehan para pendahulu kita.

------------------------------
------------------------------


Pada hari Sabtu, 24 Oktober 2025 aku berkesempatan mengikuti ziarah wali bersama teman-teman SMA.
Kami berangkat satu rombongan menggunakan elf dengan total peserta 19 orang. Berangkat dari kota Kediri, berziarah ke beberapa makam para wali dan ulama di beberapa kota di Jawa Timur.

Bisa ditebak ya kalau kumpul sama teman-teman sekolah isinya becanda dan ketawa terus 😁
Karena memang jarang ketemu jadi kegiatan semacam ini bisa jadi reuni kecil untuk saling sapa serta mengetahui kabar masing-masing.

Kami mulai berangkat dari titik kumpul sekitar pukul 15.00 WIB. 
Alhamdulillah sore itu cuaca cerah dan selama perjalanan juga lancar. 

------------------------------
------------------------------

Berikut ini adalah tempat ziarah yang kami kunjungi saat ziarah wali:

1. Makam Syech Wasil, Setono Gedong Kediri 


Tempat pertama yang kami kunjungi adalah makam Syech Wasil di Setono Gedong Kota Kediri. 
Syech Wasil adalah salah satu tokoh ulama besar yang sangat dihormati oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. 
Beliau dikenal sebagai penyebar agama Islam awal di tanah Kediri, jauh sebelum masa para wali songo populer di pulau Jawa. Syech Wasil juga Guru spiritual Raja Kediri, Sri Aji Jayabaya, yang konon melahirkan kitab Jongko Sri Aji Joyoboyo.

Sosoknya dikenal sebagai ulama yang bijak, berilmu tinggi, dan rendah hati, serta memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Kota Kediri. Beliau adalah salah satu ulama keturunan Arab atau dari garis wali terdahulu yang datang ke tanah Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam.

Makam ini juga dikenal karena arsitektur kuno yang diperkirakan berasal dari masa peralihan Hindu ke Islam.
Makam Syech Wasil terletak di kompleks pemakaman Setono Gedong, yang kini menjadi salah satu tujuan ziarah utama di Kota Kediri.

2. Makam Sunan Bonang, Tuban

Masjid Agung Tuban

Makam Sunan Bonang, atau Raden Makdum Ibrahim, di Tuban, Jawa Timur, adalah salah satu destinasi wisata religi Walisongo yang paling ramai dikunjungi. Berada di komplek Masjid Agung Tuban, lokasi ini menjadi pusat spiritualitas yang menarik jutaan peziarah setiap tahunnya.

Fyi, Masjid Agung Tuban adalah salah satu masjid paling cantik dan megah di pesisir utara Jawa Timur. Masjid ini bukan cuma tempat ibadah, tapi juga jadi ikon wisata religi yang selalu menarik perhatian siapa pun yang melewati pusat Kota Tuban.
Gaya arsitekturnya perpaduan antara Timur Tengah dan budaya Jawa, dengan kubah besar berwarna keemasan dan menara tinggi yang menjulang. 
Saat malam hari, masjid ini terlihat semakin indah karena diterangi lampu berwarna-warni yang lembut.
Jadi harap maklum ketika sampai di Masjid Agung Tuban, kami langsung pengen stok foto yang banyak di depan masjid ini 😁❤️


Sunan Bonang dikenal sebagai putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, serta merupakan salah satu Walisongo yang sangat berpengaruh. Beliau terkenal dengan pendekatan dakwahnya yang bijak dan adaptif, menggunakan media seni dan budaya untuk menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-15. Salah satu warisan terkenalnya adalah penggunaan instrumen gamelan, khususnya alat musik bonang, dan karya sastra tasawuf seperti Suluk Wujil dan tembang legendaris "Tombo Ati." Beliau wafat sekitar tahun 1525 Masehi.


Begitu memasuki kawasan makam, pengunjung akan melewati gerbang besar dengan arsitektur khas Jawa dan Islam. Suasana di dalamnya terasa tenang, damai, dan khidmat. Di bagian depan kompleks, terdapat masjid tua yang masih digunakan untuk salat dan pengajian. Masjid ini sering menjadi tempat singgah peziarah sebelum mereka menuju area utama makam Sunan Bonang.


Bagian makam utama Sunan Bonang berada di dalam bangunan beratap joglo, dengan pagar kayu berukir yang mengelilinginya. Di dalam ruangan itu, terdapat nisan batu kuno dengan tulisan Arab yang halus, dikelilingi kain penutup berwarna hijau dan kuning—warna yang melambangkan kesucian dan kehormatan. 
Menariknya, di kompleks ini juga terdapat beberapa makam keluarga dan murid Sunan Bonang, serta sumur tua yang dipercaya memiliki nilai spiritual. 

Selain nilai religius, tempat ini juga memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi. Arsitekturnya menunjukkan perpaduan antara budaya Islam, Hindu, dan Jawa klasik, mencerminkan cara para wali berdakwah dengan menghargai tradisi lokal.

3. Makam Sunan Drajat, Lamongan


Setelah dari Gresik, kami menuju makam Sunan Drajat di Lamongan.
Tempat ini menjadi salah satu tujuan utama wisata religi di Jawa Timur, karena Sunan Drajat merupakan salah satu dari Wali Songo, sembilan wali besar yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim, putra dari Sunan Ampel dan adik dari Sunan Bonang. Beliau dikenal sebagai wali yang sangat peduli terhadap kesejahteraan sosial dan kemanusiaan. Dakwahnya tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga mengajarkan pentingnya tolong-menolong, kerja keras, dan saling menghargai antar sesama.

Kompleks makam Sunan Drajat dibangun di atas bukit kecil yang sejuk dan rindang. Untuk sampai ke area utama makam, pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga batu yang dikelilingi pepohonan besar dan udara segar khas perbukitan pesisir Lamongan. Suasana di sana sangat tenang dan penuh rasa khidmat.

Gerbang masuknya berarsitektur Jawa klasik, dengan ukiran kayu dan atap joglo yang indah. Begitu masuk ke dalam kompleks, terdapat masjid besar tempat peziarah bisa salat dan berdoa. Dari situ, jalan setapak membawa pengunjung menuju bangunan utama makam, yang memiliki atap tumpang tiga—melambangkan tiga lapisan keimanan: Islam, iman, dan ihsan.

Makam Sunan Drajat sendiri berada di dalam ruangan khusus, dikelilingi pagar kayu berukir dan kain penutup berwarna hijau. Di sekitar makam utama, juga terdapat makam keluarga dan pengikut beliau. Suasananya terasa damai, dengan alunan lembut salawat dan doa dari para peziarah.

4. Makam Sunan Giri, Gresik


Setelah mengunjungi makam Sunan Drajat, kami menuju makam Sunan Giri yang terletak di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 
Kompleks Makam Sunan Giri berada di atas bukit Giri, sekitar 120 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai makam, pengunjung harus menaiki seratus lebih anak tangga yang menanjak. Namun, rasa lelah akan terbayar begitu sampai di puncak. Suasananya tenang, sejuk, dan penuh nuansa religius.


Btw, cerita sedikit nih. Waktu berangkat ziarah wali sebenarnya aku sedang kurang fit. Sudah seminggu lebih kaki kanan sakit. Tapi bismillah tetap berangkat aja, karena niatku ingin ziarah dan beribadah.


Aku percaya Allah akan memberikan kekuatan dan kelancaran. Aku selalu berpegang bahwa niat baik insyaallah akan menghasilkan yang baik pula. Banyak-banyak berdoa serta bershalawat, bismillah Allah akan memberikan kekuatan, kelancaran, keberkahan untukku, pak suami dan teman-temanku. 
Beruntung banget pak suami bisa ikut hari itu. Karena aku harus beberapa kali berhenti di tengah jalan karena tiba-tiba kaki sakit. Kalau ada Pak Suami lebih tenang ada yang nemenin 😁
Yaah.. di situ diriku merasa sudah uzur hehehe.. 
Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Bahkan suasana terasa sangat tenang dan damai.

Oya bangunan makam utama Sunan Giri bergaya arsitektur Jawa klasik, dengan gapura berundak, dinding batu putih, dan ukiran halus khas Majapahit. Di sekitarnya terdapat makam keluarga dan para santri terdahulu. Area ini selalu ramai oleh peziarah, terutama saat bulan Maulid Nabi atau haul Sunan Giri.

5. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, Gresik


Masih di Kota Gresik, setelah dari makam Sunan Giri kami menuju ke makam Sunan Maulana Malik Ibrahim.
Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik, merupakan situs bersejarah dan religius yang sangat dihormati. Beliau diyakini sebagai pemimpin Walisongo generasi pertama dan tokoh kunci yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Kompleks Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim terletak di jantung kota Gresik dan selalu ramai dikunjungi peziarah, menjadikannya ikon wisata religi Kota Gresik.
Tepatnya di Jalan Malik Ibrahim, Desa Gapuro Sukolilo, berdekatan dengan alun-alun kota.

Bagian paling istimewa adalah batu nisan makam beliau. Nisan ini terbuat dari batu marmer dan bergaya Nisan Gujarat (India), berbentuk seperti lunas kapal. Model tulisan Arabnya juga khas Gujarat, menunjukkan adanya hubungan perdagangan dan penyebaran Islam yang kuat dari wilayah tersebut.
Selain makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, juga terdapat makam istri dan putranya, Syekh Maulana Maghfur.

Kemudian kami menunaikan sholat shubuh di masjid yang terletak di komplek makam, karena saat itu sudah berkumandang adzan shubuh.

6. Makam Sunan Ampel, Surabaya


Tempat yang kami kunjungi selanjutnya adalah makam Sunan Ampel, Surabaya.
Makam Sunan Ampel merupakan salah satu makam wali yang sangat terkenal di Jawa Timur, tepatnya di kawasan Ampel, Surabaya. Makam ini menjadi salah satu tujuan utama dalam ziarah Wali Songo, karena Sunan Ampel dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Sunan Ampel, yang memiliki nama asli Raden Rahmat, adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik). Beliau dikenal sebagai sosok bijak dan guru bagi para wali lainnya, termasuk Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Drajat. Dari ajaran dan pesantren yang beliau dirikan di Ampel Denta (sekarang dikenal sebagai kawasan Ampel, Surabaya), Islam mulai berkembang pesat ke berbagai daerah di Jawa.


Kompleks Makam Sunan Ampel berada di kawasan yang juga terdapat Masjid Agung Ampel, salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun sekitar tahun 1421. Gaya arsitekturnya unik karena merupakan perpaduan antara budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa. Di sekitar masjid dan makam, terdapat kawasan khas Arab yang ramai dengan pedagang kurma, minyak wangi, sajadah, dan perlengkapan ibadah lainnya.


Di sini kami juga beristirahat sebentar dan mandi pagi sebelum melakukan ziarah. Setelah ziarah di makam Sunan Ampel, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Bangkalan, Madura.

7. Makam Syaikhona Kholil, Bangkalan


Makam Syaikhona Kholil Bangkalan adalah salah satu tempat ziarah paling terkenal di Pulau Madura, Jawa Timur. Makam ini terletak di Desa Martajasah, Kecamatan Bangkalan, sekitar dua kilometer dari pusat kota Bangkalan. 

Syaikhona Kholil, yang nama lengkapnya KH. Muhammad Kholil bin Abdul Lathif, adalah seorang ulama besar yang sangat dihormati. Beliau dikenal sebagai guru para ulama Nusantara, termasuk KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Keilmuan Syaikhona Kholil sangat luas, mencakup bidang fiqih, tauhid, tasawuf, dan berbagai ilmu agama lainnya. Selain dikenal sebagai ulama yang alim, beliau juga terkenal karena kesederhanaannya dan berbagai karamah (keistimewaan spiritual) yang dimilikinya.


Kompleks makam Syaikhona Kholil tertata rapi dan bersih. Di dalamnya terdapat makam utama Syaikhona Kholil, makam keluarga, dan sebuah masjid besar tempat para peziarah beribadah. Suasana di sekitar makam terasa sangat tenang dan khusyuk, meskipun selalu ramai oleh para peziarah yang datang untuk membaca doa, tahlil, dan mencari berkah dari Allah melalui perantaraan ulama besar ini.

8. Makam Gus Dur, Jombang 

Makam Gus dur

Rangkaian kegiatan ziarah wali kami tutup dengan mengunjungi makam Gus Dur di Jombang.
Gus Dur memang bukan bagian dari Wali Songo, karena beliau hidup jauh setelah masa itu. Tapi banyak orang meyakini bahwa Gus Dur adalah wali dalam makna spiritual, yaitu kekasih Allah yang hidupnya penuh dengan amal, keikhlasan, dan perjuangan untuk kebenaran.

------------------------------
Baca juga: Terima Kasih Allah
------------------------------

Secara sejarah, Gus Dur adalah ulama besar, pemimpin Nahdlatul Ulama, dan Presiden ke-4 Indonesia. Beliau dikenal bukan sebagai penyebar Islam zaman dulu, melainkan sebagai pembaharu pemikiran Islam modern yang mengajarkan toleransi, kemanusiaan, dan keadilan sosial.

Ziarah ke makam Gus Dur tetap memiliki nilai spiritual yang tinggi. Tujuannya bukan untuk meminta sesuatu kepada beliau, melainkan berdoa kepada Allah serta mengenang perjuangan seorang tokoh saleh. Dalam Islam, mendoakan orang yang telah wafat adalah amalan yang dianjurkan.

Makam Gus Dur terletak di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh kakeknya, KH. Hasyim Asy’ari, yang juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Karena itu, kompleks ini juga menjadi makam keluarga besar ulama NU.


Makam Gus Dur buka setiap hari, dibagi menjadi dua sesi.
• Sesi pagi pukul 08.00–15.00 WIB 
• Sesi malam pukul 20.00–03.00 WIB. 
Namun, ada jadwal khusus untuk hari Jumat, di mana makam dibuka pukul 08.00–11.00 WIB, tutup sementara, lalu buka kembali pukul 13.00–15.00 WIB.


Dengan berziarah wali, kita bukan hanya berdoa tapi juga menyucikan hati, memperkuat iman, dan belajar dari keteladanan orang saleh. Ziarah bukan ritual kosong, melainkan perjalanan hati untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menumbuhkan cinta pada kebaikan.


•• Ucapan terima kasih untuk Bu Ninik, Pak Irwan dan teman-teman Palmturi '96.
Selalu sehat, berlimpah rezeki dan penuh berkah aamiin


1 komentar:

  1. Ziarah wali songo menenangkan hati, yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata ya mbak

    BalasHapus

* Komentar yang mengandung unsur SARA, provokasi, judi & pornoaksi tidak akan ditampilkan.
Terimakasih sudah memberikan komentar yang baik :)