Burung Gereja, si Mungil di Sekitar Kita

Okezone

Beberapa hari lalu aku ke kota Malang bersama anak dan suami. Selama perjalanan ditemani suara radio. Terus terang aja nih kalau pas gak di mobil aku jarang banget dengerin radio. Biasanya yang didengerin radio Andika, salah satu stasiun radio di kota Kediri yang selalu update situasi lalu lintas antar kota. Pendengar radio yang sedang dalam perjalanan telpon secara live atau via WhatsApp menceritakan situasi lalu lintas dalam perjalanannya. Jadi pendengar lain bisa antisipasi kalau ada kemacetan mau melintasi jalur tersebut. 
Tak hanya update situasi lalu lintas, tapi juga diselingi lagu-lagu terutama lagi generasi 90an. Itu aku suka banget, berasa nostalgia hehehe...
Spotify

Siang itu, salah satu lagu yang aku dengar adalah Burung Gereja dari Nugie. Ini lagu favoritku waktu masih SMA. Lagu Burung Gereja sangat hits lho pada masanya. Lagunya sederhana tapi berkesan buat para pendengarnya.

Fyi, aku dulu koleksi lengkap semua kaset Nugie lho. Tapi kasetku dipinjem teman gak dibalikin hiks.
Buat yang belum tahu nih, Nugie mengusung konsep unik dalam albumnya yakni trilogi. Bumi (1995), Air (1996), dan Udara (1998) dirilis secara bertahap, yang cukup banyak terinspirasi lingkungan hidup. Karena memang Nugie dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan lingkungan.

Lagu Burung Gereja (Nugie)

Lagu Burung Gereja yang dinyanyikan Nugie bercerita tentang anak burung gereja yang sedang belajar terbang. Lagu ini terinspirasi saat Nugie dalam perjalanan menuju studio.
Hal yang terlihat sederhana pun bisa jadi inspirasi lagu, ya.

Trus apa sih istimewanya burung gereja ini?
Ternyata burung gereja tak hanya sekedar burung liar yang jinak saja, tapi burung mungil ini juga dapat menjaga ekosistem serta indikator lingkungan, lho!

Buat yang belum tahu. burung gereja disebut juga cikedih atau pingai adalah sejenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae. 
Dinamai sebagai burung gereja karena burung ini biasanya mencari bangunan tinggi sebagai tempat tinggal. 
Pada zaman dulu, masih belum banyak bangunan tinggi, hanya beberapa saja termasuk gereja di antaranya. Sehingga burung yang sekilas mirip burung pipit ini bertengger di gereja.  

Burung pingai banyak tinggal atau singgah di atap serta langit-langit gereja. Jadi masyarakat lebih mudah menyebutnya sebagai burung gereja daripada burung pingai yang kurang umum diketahui. 
Selain itu, dilansir dari hewanpedia.com, burung pingai tidak memiliki kemampuan terbang tinggi, baginya ketinggian gereja sudah sangat tinggi sehingga nyaman memilih tempat singgah di atas gereja.

Populasi burung gereja sangat luas di Benua Asia, Eropa, Afrika, Amerika, serta Australia. Ukuran burung gereja kecil mirip burung pipit.. Burung pingai rata-rata berukuran 10-15 cm, dengan berat rata-rata 24 gram. Mereka hidup berkoloni dalam mencari makan maupun habitatnya. Tapi sayang kebanyakan burung ini berumur pendek, biasanya hanya dapat hidup maksimal 3 tahun saja.

Burung gereja juga mudah beradaptasi dan terbiasa hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan saat dekat manusia, burung gereja tidak stres. 
Burung gereja dikenal sering mengeluarkan kicauan seperti nyanyian untuk berkomunikasi dengan sesama mereka .  

Selain bisa tinggal dekat dengan manusia, burung gereja juga dikenal tinggal di kawasan hutan, sawah serta dekat dengan perkampungan. Burung ini dikenal sebagai omnivor, mereka suka memakan serangga, buah-buahan, biji-bijian hingga sejumlah jenis bunga. Burung gereja juga punya tabiat monogami atau setia dengan satu pasangan, serta dikenal bisa berenang dan penerbang handal saat menghadapi bahaya.

Peran Burung Gereja Dalam Ekosistem

Satuharapan

Burung gereja memiliki peran penting dalam ekosistem, di antaranya sebagai penyerbuk, penyebar benih, dan predator hama. 

- Penyerbuk 
Burung gereja membantu penyerbukan tumbuhan dengan memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya.

- Penyebar benih 
Burung gereja membantu menyebarkan biji-bijian tanaman.
Mereka membawa benih dalam ususnya dan menyimpannya di tempat-tempat baru.

- Predator hama
Burung gereja mengonsumsi serangga kecil seperti semut, belalang, jangkrik, ulat, dan kepik. 
Ini merupakan cara alami untuk mengendalikan hama di kebun, di ladang, dan tempat-tempat lain 
Selain itu, burung gereja juga berperan sebagai indikator lingkungan dan potensi manfaat kesehatan bagi manusia.

Burung gereja ini juga dapat sebagai indikator lingkungan, sebab kehidupannya yang beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 
Lho kok bisa?
Burung gereja dapat menjadi indikator kebersihan udara karena tidak alergi dengan manusia dan lingkungannya. 
Mereka memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, seperti perubahan cuaca, ketersediaan pakan, dan predator. 

Jika ada burung gereja yang berkeliaran di sekitar kita, berarti lingkungan kita udaranya cukup bersih. Hal Inilah yang dapat menjadi indikator sederhana karena burung gereja tidak alergi dengan keberadaan manusia di sekitarnya

Penurunan Jumlah Burung Gereja

Di beberapa negara ternyata burung gereja sudah mulai dilindungi, karena burung gereja sudah terancam punah.
Populasi burung gereja mengalami penurunan drastis di beberapa negara, termasuk Inggris yang jumlahnya menurun hingga 95% dalam beberapa dekade terakhir.
Penyebab utama penurunan ini adalah hilangnya habitat akibat perburuan liar serta karena penggunaan pestisida dan polusi udara. 

Lalu bagaiman cara untuk ikut serta melestarikan burung gereja supaya tidak punah?

1. Tidak melakukan perburuan liar burung gereja.
3. Mengurangi penggunaan pestisida.
2. Tanam berbagai jenis tanaman di halaman rumah.
3. Jika ada burung datang, beri makan burung dengan biji-bijian, buah segar, atau makanan khusus burung.

Burung gereja juga unik banget, lho. Mereka suka berjajar hinggap di kabel listrik di daerah perkotaan. Pernah lihat, kan?

Ternyata salah satu alasan utama burung gereja sering terlihat di kabel listrik adalah karena kabel listrik merupkan tempat yang aman dan hangat untuk mereka.
Kabel listrik juga memberikan pemandangan luas untuk mengawasi predator dan mencari makanan.
Selain itu kabel listrik sedikit lebih hangat dibandingkan ranting pohon biasa karena aliran listrik, ini memberikan kenyamanan ekstra bagi burung ini.

Burung gereja dikenal karena kemampuan adaptasinya yang luar biasa.
Di tengah lingkungan perkotaan yang ramai dan penuh polusi, mereka berhasil menemukan cara untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang biak dengan subur.
Burung gereja membangun sarang di berbagai celah bangunan, bahkan di dalam lampu lalu lintas, lho!

Btw burung gereja hinggap di kabel listrik kok tetap aman gak kesetrum sih?

Aliran listrik bergerak oleh gerakan muatan listrik negatif (elektron) melalui penghantar listrik (konduktor).
Nah, kabel listrik memiliki kawat tembaga yang baik untuk menghantarkan listrik di sepanjang permukaannya.
Jadi burung tetap aman serta tak tersetrum saat bertengger di atas kabel listrik atau kabel telepon, karena di dalam tubuh burung tidak memiliki elektron yang bisa menghantarkan listrik seperti pada kawat tembaga.

Dengan kata lain, kawat tembaga merupakan konduktor listrik yang lebih baik dibandingkan burung. Jadi aliran listrik tetap melaju melalui kabel saja.

Oya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi burung gereja, setiap tanggal 20 Maret diperingati sebagai Hari Burung Gereja Sedunia.
Salam lestari!

*Sumber: Wikipedia, Greeners, Bobo, Okezone

1 komentar:

  1. Lagu2 Nugie itu kangenin deh 🤭. Ini juga laguku zaman SMU mbaaa 😄. Kita sebaya kayaknya 😁

    Walaupun aku lebih suka lagu2 abangnya Nugie, Katon, tp yg lagu Nugie aku dengerin juga. Burung gereja, tertipu, teman baik, beberapa lahh dia yg aku suka banget. Apalagi suara Nugie khas bangettt 😄👍

    BalasHapus

* Komentar yang mengandung unsur SARA, provokasi, judi & pornoaksi tidak akan ditampilkan.
Terimakasih sudah memberikan komentar yang baik :)