Beberapa kali aku membaca profilnya di internet, juga sosoknya yang 
terkesan sangar ada di acara Kick Andy mengisahkan perjuangannya 
menghijaukan Kali Pesanggrahan. Usaha yang sangat tidak mudah.
Sungai-sungai yang kotor dan penuh sampah adalah hal jamak di negeri  
ini. Tidak terkecuali di Jakarta. Sebagian warga diam saja karena merasa
  bukan tanggung jawab mereka. Namun tidak demikian halnya dengan Haji  
Chaeruddin alias Bang Idin.
Bang Idin atau Si Jampang Penghijau tanpa basa basi langsung turun  
tangan. Protes terhadap situasi dilakukannya dengan turun ke Kali  
Pesanggrahan. Si Jampang dari Kali Pesanggrahan ini dengan gigihnya  
mengupayakan kali kotor menjadi inspirasi gerakan penghijauan. 
Bang Idin tidak peduli tantangan juragan tanah. Aparat keamanan hingga  
developer yang disebutnya orang-orang gedongan. Dengan tangan sendiri,  
Bang Idin mengelola sekitar 40 hektare bantaran Kali Pesanggrahan. Upaya
  ini tentu tak semudah membalikan telapak tangan.
Bersama Kelompok Tani Sangga Buana, pria yang akrab disapa Bang Idin ini terus berkampanye menghijaukan bantaran kali.
Ia mencari tahu apa saja yang masih tersisa di sepanjang aliran kali.  
Pohon apa saja yang tak lagi tegak, satwa apa saja yang lenyap,  
ikan-ikan apa saja yang minggat, dan mata air mana saja yang aliran  
tersumbat. Usahanya dimulai dengan membersihkan sampah. Langkah ini  
ternyata tidak mudah. 
"Berkali-kali saya bersitegang dengan orang-orang 
 "gedongan" itu. Saya disebut orang gila. Sering saya diinterogasi dan  
ditangkap aparat," kenang ketua Kelompok Kelompok Tani Lingkungan Hidup 
 (KTLH) Sangga Buana yang dibentuknya tahun 1998.
Tetapi perlakukan yang didapatkannya, tidak membuat darah  kependekaran 
yang mengalir deras dalam nadinya menggelegak. Baginya  tidak berarti 
harus menggunakan bahasa kekerasan untuk menyadarkan orang  "gedongan" 
yang bertabiat kampungan itu. Berbagai cara ia lakukan untuk  kemudian 
"menyadarkan" mereka.
Akhirnya berkat kesabaran dan tekad kuat, lambat laun, kesadaran  
juragan-juragan tanah yang membangun pagar beton tinggi hingga ke  
bantaran kali mulai tumbuh. Bang Idin kemudian juga mengajak  
teman-temannya sesama petani penggarap untuk mengikuti langkahnya. Kini ,
  mereka berhasil menanam 40 ribuan pohon produktif disepanjang bantaran
  kali. Burung-burung yang dulunya pergi akhirnya kembali. Mata air yang
  dulu tertutup sampah, kembali hidup. Air kali Pesanggrahan kini sudah 
 normal kembali. Ikan-ikan bisa hidup dan berkembang biak.
Yang paling utama, si Jampang Penghijau ini tidak hanya sekedar  
merehabilitasi dan melakukan konservasi alam. Namun juga berhasil  
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar bantaran kali,  
sehingga mereka bisa hidup dari kegiatan bertani dan beternak. Pohon  
produktif seperti melinjo, kelapa dan durian bisa dipanen. Demikian juga
  sayur-sayuran yang ditanam di bantaran kali. Sementara pembibitan ikan
  juga bisa dilakukan di air yang jernih. Sebagian lahan bantaran kali  
juga digunakan untuk berternak kambing etawa. "Penyelamatan alam itu  
harus punya nilai kehidupan," usungnya.
Hasilnya sungguh luar biasa. Area seluas 40 hektar, membentang  
sepanjang tepian Kali Pesanggrahan, menjadi ijo royo-royo. Burung-burung
  berkicau setiap hari. Bahkan burung cakakak yang bersarang di tanah 
dan  sudah jarang ditemui di wilayah lain di Jakarta, kini juga bisa  
ditemukan.
Pohon-pohon yang mulai langka di Jakarta seperti buni, jamblang,  kirai,
 salam, tanjung, kecapi, kepel, rengas, mandalka, drowakan,  gandaria, 
bisbul, dapat dijumpai di sini. Belum lagi tanaman obat yang  jumlahnya 
mencapai 142 jenis.  
Ada sekitar 4.000 ribu pengunjung baik lokal 
maupun mancanegara per  tahun yang sengaja datang menikmati keasrian 
hutan “Bang Idin”. Dipandu  para sukarelawan, mereka diajak menikmati 
ribuan pohon seperti  buah-buahan, sayuran, dan tanaman obat.
Ia juga membebaskan pengunjung memetik hasil hutan sembari memancing ikan di  kali. “Gratis asal tidak merusaknya,” ujarnya.
Berbagai penghargaan telah diperoleh Bang  Idin dan kelompoknya. Ada 
Kalpataru, penghargaan penyelamatan air dan  lingkungan dari berbagai 
negara, seperti Abu Dhabi, Jerman, Belanda, dan  lain-lain. Bang Idin 
juga terus menularkan ilmunya sampai ke bantaran  sungai yang lain.
Dukungan dari masyarakat sekitar, terutama dari pemuda-pemuda sudah  
didapatkan. Kaderisasi juga terus dilakukan. "Relawan yang saya bina  
dari berbagai disiplin ilmu jumlahnya sudah ratusan. Mereka kemudian  
dengan pola yang sama saat ini juga sedang berusaha "memerdekakan"  
bantaran-bantaran sungai yang lain di Indonesia," terangnya.
Di tangan Bang Idin, Kali Pesanggrahan yang kotor dengan bantaran yang tak terurus berubah menjadi lahan produktif dan alami.
Oya kalau ke Bandara Soekarno-Hatta, di 
Terminal Internasional, jangan lupa  tengok sosok Bang Idin dalam ukuran
 besar. Ia dijadikan icon oleh PT.  Telkom, gratis.
(sumber: artikel tentang bang idin)








saya baru tahu ulasan selengkap ini dari blognya Mba Enny. Pengen maen ke daerah bantaran kali pesanggrahannya juga jadinya..
BalasHapussosok ini inspiratif bgt mas..aku sdh kagum sejak dia muncul di Kick Andy bbrp tahun yg lalu.. keren bgt dah bang idin ini :))
Hapusbang idin ini alamatnya dimana yang gan? ane mau ketemu nih
BalasHapus